Korea Selatan Mewujudkan Kota Futuristik Dengan Konsep Mengapung Yang Pertama Di Dunia

By | December 18, 2021

 

Kota terapung, sumber: inet.detik.com/ocenix

Berbicara tentang Berita Korea hari ini tidak ada habisnya dengan inovasi dan juga kecanggihan yang ditawarkan dari negara tersebut. Setelah sebelumnya perencanaan proyek metaverse atau layanan pemerintah untuk publik yang serba digital dan canggih dengan avatar para pejabat Seol itu, kini Korea Selatan kembali membawa inovasi baru yaitu kota futuristic dengan konsep mengapung.

Korea Selatan kembali membawa inovasi baru dan pertama di dunia yaitu kota terapung yang direncanakan pada tahun 2025 mendatang. Proyek kota terapung ini merupakan rancangan bersama antara UN Human Settlement Program (UN-Habit) dan OCEANIX. Didukung oleh PBB, proyek kota terapung ini bertujuan untuk menciptakan kota mandiri yang tahan terhadap banjir karena kenaikan air laut di masa mendatang seiring perubahan iklim, apabila peningkatan air laut terjadi maka kota yang berbentuk pulau-pulau tersebut akan terangkat. Diketahui, semenjak terjadinya perubahan cuaca dan iklim dunia kerap mengalami kenaikan air laut berlebih yang mengakibatkan bencana-bencana alam seperti banjir dan tsunami. Dengan dicetuskannya proyek masa depan kota terapung ini, dapat membantu bagaimana masyarakat lebih merasa aman ketika terjadinya bencana alam tersebut.

Kota terapung ini dibangun dekat dengan pantai Busan. Kota terapung ini menyusun konsep  berbentuk hexagonal dengan pulau-pulau buatan manusia. Material yang digunakan juga diperkuat dengan lapisan batu kapur dikarenakan kuat namun ringan, serta tahan terhadap kondisi cuaca buruk sekalipun. Adapun beberapa perencanaan rancangan yang akan dipenuhi untuk kota terapung ini seperti kota mandiri dengan memenuhi kebutuhan pangan, energi, dan air bersih sendiri. Dengan pembuatan kandang dibagian bawah untuk menghasilkan makanan laut dan tanaman-tanaman untuk dikonsumsi dengan penerapan sistem yang canggih. Kota terapung ini juga akan menggunakan panel surya sebagai sumber dayanya serta jangkar yang akan ditanamkan di dasar laut untuk memperkuat kota terapung ini dari tsunami ataupun badai besar.

Ilustrasi pemukiman warga di kota terapung, sumber: inet.detik.com

Kota terapung seluas 75 hektar ini dikatakan dapat menampung 10 ribu penduduk, dengan lingkungan yang akan dikelompokkan dalam enam kelompok di sekitar pelabuhan pusat yang dilindungi. Diperkirakan, setiap desa dapat menampung hingga 1.650 penduduk. Proyek kota terapung diperkirakan akan menghabiskan biaya sebesar £150 juta atau sekitar Rp2,8 triliun.

Ilustrasi bawah kota terapung, sumber: inet.detik.com

Direktur Eksekutif UN Habitat, Maimunah Mohd Sharif juga menjelaskan bahwa kota terapung ini sebagai bagian dari senjata untuk manusia beradaptasi cepat dengan perubahan iklim di masa mendatang, karena banjir kerap terjadi dari pada terus menerus memeranginya lebih baik untuk mengembangkan solusi agar cepat beradaptasi dengan iklim ini. Maka dari itu, terbentuklah kota terapung dengan berbasis alam dengan kota Busan sebagai pilihan ideal untuk membangunnya.Terpilihnya Busan karena kota ini merupakan salah satu kota pelabuhan yang padat dan sibuk sehingga banyak warga yang ahli dalam bidang kelautan dan juga memiliki pengalaman tentang lautan dapat mendukung proyek ini.

Mengenai hal ini, banyak warga Busan yang berpartisipasi dalam mendukung proyek kota terapung ini dikarenakan estimasi akomodasi mencapai 10 ribu warga, dengan fasilitas yang canggih tersebut. Namun hingga kini belum ada informasi lebih lanjut tentang sistem kota terapung ini apakah jual atau sewa.